INILAH PERBEDAAN DEODORAN DAN ANTIPERSPIRANT, SESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN TUBUH ANDA
Perbedaan Deodoran dan Antiperspirant. Deodoran atau antiperspirant sama-sama menjadi solusi dalam mengatasi bau badan dan keringat yang berlebihan. Sayangnya, masih banyak orang yang keliru akan deodoran dan antiperspirant. Kebanyakan di antara mereka berpikir bahwa keduanya serupa, meski sebenarnya sangat berbeda. Agar Anda lebih mengerti, kebutuhan dan pemakaian deodoran dan antiperspirant jadi efektif, maka ketahui perbedaan keduanya. Baca juga KETIAK PUTIH DENGAN KENTANG Tips Memutihkan Area Ketiak dengan Kentang
Keringat dihasilkan dari dua kelenjar, yaitu ekrin dan apokrin yang terdapat dalam tubuh manusia. Saat tubuh banyak bergerak, otomatis suhunya akan meningkat. Untuk menurunkan kembali suhu tubuh, maka kelenjar ekrin akan bekerja dengan mengeluarkan air dan garam dari dalam tubuh, yang kita kenal sebagai keringat.
Sedangkan bau tak sedap yang sering kita cium saat berkeringat, itu adalah hasil kerja dari kelenjar apokrin. Kelenjar ini bekerja mengangkut keringat yang mengandung sekresi lemak dan protein dari dalam tubuh ke permukaan tubuh. Nah, lemak dan protein inilah yang nantinya bereaksi dengan bakteri yang kemudian menciptakan bau badan.
Berikut perbedaan deodoran dan antiperspirant.
Deodoran
Fungsi deodoran adalah untuk mencegah bau badan. Pada umumnya, deodoran mengandung triklosan yang bersifat sebagai anti-bakteri, sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri penyebab bau yang tidak sedap. Namun, kandungan yang terdapat pada deodoran tidak dapat mencegah produksi keringat pada tubuh. Oleh sebab itu, pemakaian deodoran hanya dapat mencegah terhadinya bau badan, tapi tidak mencegah terjadinya keringat.
Antiperspirant
Jika deodoran dapat mencegah terjadinya bau tidak sedap, lain halnya dengan antiperspirant. Zat ini merupakan produk yang diklaim cukup ampuh dalam mencegah terjadinya keringat berlebih pada area ketiak. Kedua bahan yang ada pada antiperspirant ini akan bekerja secara efektif dengan cara menyumbat kelenjar keringat yang terdapat pada daerah ketiak. Tak jarang, dalam produk antiperspirant juga terdapat kandungan astringent yang kuat guna menyegarkan area ketiak.
antiperspiran umumnya memiliki kandungan aluminium klorida, chlorohydrate aluminium dan aluminium zirconium. Ion-ion aluminium ini membentuk penyumbatan sementara di saluran keringat sehingga keringat nggak mengalir ke permukaan kulit. Padahal, keringat berfungsi untuk mengatur suhu tubuh dan membuang racun. Selain itu, efek samping dari ion aluminium adalah menimbulkan biang keringat.
Jika digunakan secara terpisah, deodoran akan membunuh bakteri penyebab bau badan, namun tidak menyelesaikan masalah keringat berlebih. Di lain sisi, antiperspirant akan menghentikan masalah keringat berlebih, namun tidak membunuh bakteri penyebab bau badan. Oleh sebab itu, beberapa produk seringkali menggabungkan keduanya guna menuntaskan dua permasalahan sekaligus dalam satu produk.
Sebagian orang bisa jadi memiliki sensitivitas tersendiri terhadap penggunaan antiperspirant atau deodoran, terutama pada area ketiak. Salah satu masalah yang paling umum terjadi adalah munculnya iritasi atau bisa juga biang keringat pada ketiak. Sensitivitas terhadap kedua produk ini umumnya disebabkan oleh bahan pewangi atau parfum yang ditambahkan ke dalam produk. Namun, bisa juga timbulnya reaksi disebabkan oleh adanya kandungan alkohol atau alumunium klorida pada produk deodoran maupun antiperspirant. Jadi, jika kulit Anda tergolong sensitif terhadap parfum atau bahan pewangi, atau bahkan memiliki riwayat penyakit eksim, sebaiknya pilihlah produk antiperspirant atau deodoran yang jelas sudah diklaim fragrance free dan alcohol free.
Jadi, harus menggunakan yang mana? Lebih baik gunakan keduanya secara bergantian, sesuai dengan kebutuhan. Gunakan antiperspiran untuk menghentikan keringat dan deodoran agar tubuh kita tetap wangi.
Keringat dihasilkan dari dua kelenjar, yaitu ekrin dan apokrin yang terdapat dalam tubuh manusia. Saat tubuh banyak bergerak, otomatis suhunya akan meningkat. Untuk menurunkan kembali suhu tubuh, maka kelenjar ekrin akan bekerja dengan mengeluarkan air dan garam dari dalam tubuh, yang kita kenal sebagai keringat.
Sedangkan bau tak sedap yang sering kita cium saat berkeringat, itu adalah hasil kerja dari kelenjar apokrin. Kelenjar ini bekerja mengangkut keringat yang mengandung sekresi lemak dan protein dari dalam tubuh ke permukaan tubuh. Nah, lemak dan protein inilah yang nantinya bereaksi dengan bakteri yang kemudian menciptakan bau badan.
Berikut perbedaan deodoran dan antiperspirant.
Deodoran
Fungsi deodoran adalah untuk mencegah bau badan. Pada umumnya, deodoran mengandung triklosan yang bersifat sebagai anti-bakteri, sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri penyebab bau yang tidak sedap. Namun, kandungan yang terdapat pada deodoran tidak dapat mencegah produksi keringat pada tubuh. Oleh sebab itu, pemakaian deodoran hanya dapat mencegah terhadinya bau badan, tapi tidak mencegah terjadinya keringat.
Antiperspirant
Jika deodoran dapat mencegah terjadinya bau tidak sedap, lain halnya dengan antiperspirant. Zat ini merupakan produk yang diklaim cukup ampuh dalam mencegah terjadinya keringat berlebih pada area ketiak. Kedua bahan yang ada pada antiperspirant ini akan bekerja secara efektif dengan cara menyumbat kelenjar keringat yang terdapat pada daerah ketiak. Tak jarang, dalam produk antiperspirant juga terdapat kandungan astringent yang kuat guna menyegarkan area ketiak.
antiperspiran umumnya memiliki kandungan aluminium klorida, chlorohydrate aluminium dan aluminium zirconium. Ion-ion aluminium ini membentuk penyumbatan sementara di saluran keringat sehingga keringat nggak mengalir ke permukaan kulit. Padahal, keringat berfungsi untuk mengatur suhu tubuh dan membuang racun. Selain itu, efek samping dari ion aluminium adalah menimbulkan biang keringat.
Jika digunakan secara terpisah, deodoran akan membunuh bakteri penyebab bau badan, namun tidak menyelesaikan masalah keringat berlebih. Di lain sisi, antiperspirant akan menghentikan masalah keringat berlebih, namun tidak membunuh bakteri penyebab bau badan. Oleh sebab itu, beberapa produk seringkali menggabungkan keduanya guna menuntaskan dua permasalahan sekaligus dalam satu produk.
Sebagian orang bisa jadi memiliki sensitivitas tersendiri terhadap penggunaan antiperspirant atau deodoran, terutama pada area ketiak. Salah satu masalah yang paling umum terjadi adalah munculnya iritasi atau bisa juga biang keringat pada ketiak. Sensitivitas terhadap kedua produk ini umumnya disebabkan oleh bahan pewangi atau parfum yang ditambahkan ke dalam produk. Namun, bisa juga timbulnya reaksi disebabkan oleh adanya kandungan alkohol atau alumunium klorida pada produk deodoran maupun antiperspirant. Jadi, jika kulit Anda tergolong sensitif terhadap parfum atau bahan pewangi, atau bahkan memiliki riwayat penyakit eksim, sebaiknya pilihlah produk antiperspirant atau deodoran yang jelas sudah diklaim fragrance free dan alcohol free.
Jadi, harus menggunakan yang mana? Lebih baik gunakan keduanya secara bergantian, sesuai dengan kebutuhan. Gunakan antiperspiran untuk menghentikan keringat dan deodoran agar tubuh kita tetap wangi.
0 Response to "INILAH PERBEDAAN DEODORAN DAN ANTIPERSPIRANT, SESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN TUBUH ANDA"
Post a Comment