MILIA ATAU JERAWAT BAYI Cara Mencegah dan Mengatasi Milia
Milia, Benjolan Mirip Jerawat dan Komedo. Selain jerawat dan komedo, ternyata ada jenis benjolan lain bernama milia yang kehadirannya cukup mengganggu penampilan. Milia atau biasa disebut kista milium, sering disebut jerawat bayi karena umumnya ditemukan pada kulit bayi yang baru lahir karena kelenjar keringat yang belum berkembang dengan sempurna.
Milia terbentuk akibat adanya protein keratin yang terperangkap di dalam kelenjar pilosebasea atau kelenjar keringat pada lapisan dermis kulit. Benjolan milia berukuran sangat kecil dengan diameter 1-2 mm, berwarna putih kekuningan, dan biasanya muncul berkelompok lebih dari lima benjolan pada area mata, pipi, dagu, leher, dan hidung.
Meski tidak berbahaya bagi kesehatan kulit, kehadiran milia tentu dapat mengurangi rasa percaya diri dari segi estetis, terutama jika muncul pada wanita usia dewasa.
Milia pada usia dewasa dapat diklasifasikan sebagai berikut:
1. Milia Sekunder
Muncul akibat jaringan kulit pada wajah mengalami gangguan atau kerusakan, seperti luka bakar, melepuh karena paparan zat kimia, efek buruk sinar matahari, juga penggunaan krim wajah kortikosteroid dalam jangka waktu lama. Selain itu, gangguan pada kelenjar keringat juga menjadi pemicu milia jenis ini.
2. Milia En Plaque
Jenis ini terbilang langka dan biasa tumbuh di area sekitar mata. Umumnya disebabkan oleh gangguan kulit genetis, seperti lupus diskoid atau muncul pada kulit yang mengalami radang. Milia jenis ini juga menyerang wanita usia paruh baya dengan ukuran diameter milia yang bisa mencapai beberapa sentimeter.
3. Multiple Eruptive Milia
Biasanya muncul bergerombol, lebih dari sepuluh benjolan. Milia jenis ini berbeda dari milia pada umumnya karena disertai rasa gatal. Agar tidak makin parah, gunakan handuk berbahan lembut dan nyaman saat membersihkan wajah.
Berikut ini tips agar milia tak mampir ke wajah Anda.
- Bersihkan wajah secara teratur untuk mencegah kotoran menumpuk pada pori kulit.
- Gunakan krim tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.
- Kurangi produk riasan wajah berbahan kandungan minyak yang dapat menyumbat pori kulit.
- Eksfoliasi kulit wajah tiga kali seminggu dengan produk berbahan ringan dan lembut, seperti gentle exfoliant dan hyaluronic acid.
Perlu diperhatikan, jangan memencet milia sembarangan, karena dapat memicu iritasi, seperti kemerahan dan juga menyebabkan bopeng. Sebaiknya minta bantuan dokter spesialis kulit di klinik kecantikan tepercaya.
Jika Milia sudah 'mampir' di wajah Anda, berikut ini tindakan yang biasanya dilakukan dokter di klinik kecantikan untuk mengatasi milia:
1. Ekstrasi Milia
Pengobatan ini paling sering dipilih karena harganya lebih terjangkau. Awalnya permukaan kulit pada milia akan dikikis dengan jarum atau pisau steril. Lalu isinya dihancurkan melalui alat berupa comedo extractor. Untuk milia yang letaknya agak dalam dan berdiameter besar, akan sangat sulit jika dihancurkan dengan cara ini.
2. Electro Cauter
Proses pengeluaran isi milia dengan cara ini dikenal juga dengan sebutan bedah listrik. Sebelumnya, kulit wajah diberi anestesi berupa salep untuk mengurangi rasa sakit pada saat perawatan. Setelah menunggu 20 hingga 30 menit, salep dibersihkan, kemudian dioleskan antiseptik berupa alkohol. Alat kemudian akan bekerja dengan cara membakar permukaan kulit luar milia hingga hancur. Setelah itu, isi milia akan diangkat menggunakan comedo extractor. Setelah semuanya tuntas terangkat dan hancur, salep antibiotik akan diberikan untuk mencegah infeksi setelah tindakan.
3. Laser CO2
Pada dasarnya, proses pengobatan ini sama seperti electro cauter, hanya pengikisan lapisan kulit luar pada milia menggunakan terapi sinar bertenaga carbondioxide (Co2). Dari segi harga, pengobatan ini terbilang yang paling mahal, tapi diyakini tidak akan meninggalkan bekas atau bopeng setelahnya. Metode ini cocok dipilih untuk mengobati kasus milia yang lebih berat, seperti milia en plaque.
4. Cryotherapy
Dokter akan mengambil langkah pengobatan jenis ini, jika milia terletak di daerah yang sensitif, seperti kelopak mata, agar lebih mudah mengangkatnya. Metode ini menggunakan teknik unik yang sering disebut bedah beku. Milia akan disemprotkan menggunakan sebuah alat seperti tongkat kecil hingga membeku, sebelum akhirnya diangkat dan dihancurkan. Metode ini juga dinilai minim risiko karena tidak terasa perih dan nyeri saat pengerjaannya.
Milia terbentuk akibat adanya protein keratin yang terperangkap di dalam kelenjar pilosebasea atau kelenjar keringat pada lapisan dermis kulit. Benjolan milia berukuran sangat kecil dengan diameter 1-2 mm, berwarna putih kekuningan, dan biasanya muncul berkelompok lebih dari lima benjolan pada area mata, pipi, dagu, leher, dan hidung.
Meski tidak berbahaya bagi kesehatan kulit, kehadiran milia tentu dapat mengurangi rasa percaya diri dari segi estetis, terutama jika muncul pada wanita usia dewasa.
Milia pada usia dewasa dapat diklasifasikan sebagai berikut:
1. Milia Sekunder
Muncul akibat jaringan kulit pada wajah mengalami gangguan atau kerusakan, seperti luka bakar, melepuh karena paparan zat kimia, efek buruk sinar matahari, juga penggunaan krim wajah kortikosteroid dalam jangka waktu lama. Selain itu, gangguan pada kelenjar keringat juga menjadi pemicu milia jenis ini.
2. Milia En Plaque
Jenis ini terbilang langka dan biasa tumbuh di area sekitar mata. Umumnya disebabkan oleh gangguan kulit genetis, seperti lupus diskoid atau muncul pada kulit yang mengalami radang. Milia jenis ini juga menyerang wanita usia paruh baya dengan ukuran diameter milia yang bisa mencapai beberapa sentimeter.
3. Multiple Eruptive Milia
Biasanya muncul bergerombol, lebih dari sepuluh benjolan. Milia jenis ini berbeda dari milia pada umumnya karena disertai rasa gatal. Agar tidak makin parah, gunakan handuk berbahan lembut dan nyaman saat membersihkan wajah.
Berikut ini tips agar milia tak mampir ke wajah Anda.
- Bersihkan wajah secara teratur untuk mencegah kotoran menumpuk pada pori kulit.
- Gunakan krim tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.
- Kurangi produk riasan wajah berbahan kandungan minyak yang dapat menyumbat pori kulit.
- Eksfoliasi kulit wajah tiga kali seminggu dengan produk berbahan ringan dan lembut, seperti gentle exfoliant dan hyaluronic acid.
Perlu diperhatikan, jangan memencet milia sembarangan, karena dapat memicu iritasi, seperti kemerahan dan juga menyebabkan bopeng. Sebaiknya minta bantuan dokter spesialis kulit di klinik kecantikan tepercaya.
Jika Milia sudah 'mampir' di wajah Anda, berikut ini tindakan yang biasanya dilakukan dokter di klinik kecantikan untuk mengatasi milia:
1. Ekstrasi Milia
Pengobatan ini paling sering dipilih karena harganya lebih terjangkau. Awalnya permukaan kulit pada milia akan dikikis dengan jarum atau pisau steril. Lalu isinya dihancurkan melalui alat berupa comedo extractor. Untuk milia yang letaknya agak dalam dan berdiameter besar, akan sangat sulit jika dihancurkan dengan cara ini.
2. Electro Cauter
Proses pengeluaran isi milia dengan cara ini dikenal juga dengan sebutan bedah listrik. Sebelumnya, kulit wajah diberi anestesi berupa salep untuk mengurangi rasa sakit pada saat perawatan. Setelah menunggu 20 hingga 30 menit, salep dibersihkan, kemudian dioleskan antiseptik berupa alkohol. Alat kemudian akan bekerja dengan cara membakar permukaan kulit luar milia hingga hancur. Setelah itu, isi milia akan diangkat menggunakan comedo extractor. Setelah semuanya tuntas terangkat dan hancur, salep antibiotik akan diberikan untuk mencegah infeksi setelah tindakan.
3. Laser CO2
Pada dasarnya, proses pengobatan ini sama seperti electro cauter, hanya pengikisan lapisan kulit luar pada milia menggunakan terapi sinar bertenaga carbondioxide (Co2). Dari segi harga, pengobatan ini terbilang yang paling mahal, tapi diyakini tidak akan meninggalkan bekas atau bopeng setelahnya. Metode ini cocok dipilih untuk mengobati kasus milia yang lebih berat, seperti milia en plaque.
4. Cryotherapy
Dokter akan mengambil langkah pengobatan jenis ini, jika milia terletak di daerah yang sensitif, seperti kelopak mata, agar lebih mudah mengangkatnya. Metode ini menggunakan teknik unik yang sering disebut bedah beku. Milia akan disemprotkan menggunakan sebuah alat seperti tongkat kecil hingga membeku, sebelum akhirnya diangkat dan dihancurkan. Metode ini juga dinilai minim risiko karena tidak terasa perih dan nyeri saat pengerjaannya.
0 Response to "MILIA ATAU JERAWAT BAYI Cara Mencegah dan Mengatasi Milia"
Post a Comment